Visit Jombang

Visit Jombang

Minggu, 04 Oktober 2015

Tari Remo Tarian Asal Daerah Jombang - Jawa Timur

Tari Remo Tarian Asal Daerah Jombang - Jawa Timur
Tari Remo Putri | Photo Kompasiana
Penjelasan Tari Remo Tarian yang berasal dari daerah jombang Jawa Timur. Tari ini merupakan salah satu jenis tarian yang biasa dipentaskan untuk penyambutan tamu besar. Jumlah penari dapat ditampilkan baik oleh satu atau lebih penari. Konon tarian ini diciptakan oleh seorang pengamen.

Asal-usul

Berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh seorang pengamen tari. Awalnya tarian ini digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, seiring perkembangannya tarian ini lebih digunakan sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah.

Makna Tari
Dahulu tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Karena berhubung dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari ini umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri.

Tata Gerak
Gerakan khas yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Pada kaki penari terdapat lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika gerak yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari.
Busana
Busananya menggunakan berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo putri.

Busana gaya Surabayan
  1. Ikat kepala merah
  2. baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18
  3. Celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas
  4. sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut
  5. setagen yang diikat di pinggang
  6. serta keris menyelip di belakang.
  7. Memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu.
Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.
Busana Gaya Sawunggaling
Gaya busana yang sama dengan gaya Surabayan perbedaannya pada penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.

Busana Gaya Malangan
Gaya busana juga sama dengan busana gaya Surabayan perbedaanya pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.

Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling. Perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.

Busana Remo Putri
Busana Remo putri berbeda dengan busana gaya yang lain. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu.

Pengiring
Musik pengiring adalah gamelan dengan jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Remo diakses tanggal 14 oktober 2014

Minggu, 27 September 2015

Seni Budaya Jombang

Riwayat Jaran Dor Jombangan
Oleh: Siti Sa’adah*
Kesenian tradisional jaran dor sudah ada di Jombang sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1925 berdirilah grup jaran dor di Desa Kemambang, Diwek, beranggotakan 14 orang. Saat ini, dari sejumlah itu, hanya tersisa satu, yaitu Yasmo (usia 106 tahun) warga Desa Jatirejo Barat.
Jaran dor merupakan kesenian tradisional Kuda Lumping asli Jombang. Perbedaan yang kentara dengan jaranan lain dan menjadi ciri khasnya adalah alat musik jidor yang saat ditabuh berbunyi dor, sehingga jaranan ini di sebut jaran dor. Adapun alat musik selain jidor adalah kendang dan sepasang kimplung yang terdiri dari tiga biji dengan ukuran berbeda. Satu yang berukuran besar di sebut thong, dan yang kecil disebut ketipung. Sekarang, alat musik jaran dor di tambah gong peking saron ketuk kenong atau biasa di sebut dengan gamelan.
Jaran dor ditampilkan dengan beberapa tari pengiring, yang sekarang ditambah dengan tari bantengan. Urutan penampilannya adalah tari bapangan, tari jaranan khas Jombang, tari topeng atau tari humor, tari jepaplok dan ditutup dengan tari bantengan.
Tari Bapangan
Dulu tari bapangan di sebut tari pentulan, karena topeng yang di pakai penari berhidung sangat besar, mentul, bermata bulat dengan rambut, alis dan kumis menjuntai ke bawah yang terbuat dari surai buntut sapi.
Tari Jaranan Khas Jombang
Tari jaran dor lebih mengarah untuk kesenangan atau hobi, tidak seperti jaranan lain seperti semboyo yang memang sengaja dirancang untuk pementasan dengan kemasan cukup rapi. Sehingga penampilan para penari jaran dor terkesan apa adanya dan gerak para penarinya pun tidak seperti jaranan lain. Tari jaran dor banyak dipengaruhi oleh pencak silat, karena kebanyakan para penari jaranan adalah pendekar silat.
Penari jaran dor dulu hanya lelaki, tidak seperti sekarang yang ditampilkan oleh penari lelaki dan perempuan, berkaos belang horisontal warna merah putih atau merah hitam, dilapisi baju warna hitam lengan panjang, celana pendek berpleret merah, berkopyah dengan sarung diikatkan pinggang, tanpa gongseng atau kerincingan kaki seperti pada penari semboyo. Saat ini pakaian penari banyak berubah, tergantung selera grup jaranan masing-masing.
Kuda Lumping yang digunakan dalam jaran dor berbeda dengan kudalumping yang digunakan dalam semboyo. Ekor kudalumping jaran dor berbentuk melengkung sedangkan semboyo berujung lancip. Penari kudalumping membawa panthek: sebilah potongan bambu dengan panjang sekisar satu meter. Saat ini penari membawa cambuk, adapula yang sudah dari dulu membawa cambuk. Mulanya tari jaranan hanya diiringi musik dari kendang, kimplung dan jidor, tanpa iringan gendhing-lagu, selanjutnya diiringi gendhing Ijo-ijo dan Suwe Ora Jamu. Saat ini banyak jaran dor diiringi lagu dangdut dan campur sari.
Tari Jepaplok
Disebut tari jepaplok karena mulut dari kepala hewan, terbuat dari kayu, yang mirip dengan kepala naga ini bisa membuka menutup seperti hendak mencaplok. Di bagian belakang terdapat kayu pegangan yang digunakan untuk mengendalikannya. Satu pegangan dipangkal rahang dan yang satu lagi menyatu dengan bagian atas. Pangkal pertemuan kepala dan rahang ini terdapat engsel yang memungkinkan rahang digerakkan naik turun seperti handak mencaplok dan menghasilkan bunyi plok-plok. Kepala hewan ini diikatkan pada kepala, kedua tangan penari menahan dan mengendalikannya. Dari dulu sampai sekarang nama dan bentuk jepaplokan tetap sama.
Tari Bantengan
Mulanya tidak ada bantengan dalam jaran dor, sekarang tari bantengan ditampilkan untuk menutup pertunjukan di mana penari menari dengan topeng kepala banteng.
Tukang Gambuh
Puncak penampilan semua penari di atas ada di tangan tukang gambuh atau yang dikenal dengan pawang. Sebelum tampil pawang harus membakar perapen atau kemenyan untuk mendatangkanperewangan. Pawang berdoa agar saat menampilkan perewangan jangan sampai ada gangguan. Pawang mendampingi penari beraksi dengang membawa cambuk yang berfungsi untuk memasukkan perewangan ke dalam diri penari juga untuk memulihkan kesadaran. Jumlah pawang dalam setiap pertunjukan biasanya bisa mencapai empat orang. Seorang pawang harus mampu seni bela diri dan memiliki keahlian tersendiri yang didapat dengan tirakat.
Saat ndadi (kesurupan), penari akan menuruti semua perintah pawang, dan seorang pawang mampu membaca seberapa besar kemampuan penari untuk ndadi, karena saat ndadi sudah menyangkut keselamatan penari juga para penonton. Sandingan khas yang di makan penari jaran dor maupun tari lainnya adalah dedak. Adapula bunga, rumput, dan pisang. Penari memakan barang berbahaya sepertibeling, jika sebelumnya telah diminta penanggap.
Sesaji jaran dor ini seperti tikar baru dari pandan, sisir, kipas, beras, pisang satu tangkep (dua sisir), tampah, dedak, minyak wangi, beras kuning, kelapa utuh, ayam, dawet, kemenyan, kluwek, bumbu-bumbu dapur, dan masih banyak lagi. Jika kelengkapan sesaji tidak terpenuhi, maka akan sangat mengkhawatirkan penampilan jaran dor, khususnya saat ndadi.
Jaran dor saat ini banyak mengalami perubahan, baik alat musik, pakaian maupun tarinya. Ini terjadi karena ada kecenderungan permintaan masyarakat untuk menampilkan jaranan beserta musik dangdut dan campur sari. Sehinggan banyak mucul jaranan campur sari versi Jombangan yang berpengaruh pula pada penambahan alat musik seperti drum, keyboard, dan simbal.
Selain Yasmo di atas, beberapa orang yang masih bersetia dalam pelestarian seni jaran dor ini adalah Harjo Suyitno (pimpinan grup kudalumping Bunga Sejati, Mojowangi, Mojowarno), Subur (pawang grup kudalumping Turonggo Pudak Arum Pandanwangi, Desa Kwaron), Karsiadi atau Mbah Kempong (Pimpinan grup kudalumping Turonggo Cahaya Muda, di Sukomulyo, Blimbing, Gudo).
---------

*Siti Sa’adah, anggota tim Pelestari dan Perlindungan Seni-Budaya Jombang

KESENIAN TRADISIONAL BESUTAN DARI KABUPATEN JOMBANG

Aku Berasal Dari Keluarga Karawitan dan Jaran Kepang
Aku Berasal Dari Keluarga Karawitan dan Jaran Kepang
Apa kabar warga Jombang dan blogger Indonesia? Artikel The Jombang Taste kali ini akan mengulas kesenian Besutan. Besutan adalah kesenian tradisional asli Kabupaten Jombang. Besutan merupakan pengembangan dari kesenian Lerok dan merupakan cikal bakal kesenian Ludruk. Sebelum membahas Besutan lebih detail, mari kita ungkap sedikit fakta mengenai kesenian Lerok.
Kesenian Lerok, kelak berubah nama menjadi Besutan, merupakan kesenian yang bersifat aman. Artinya, pelaku kesenian Lerok dan Ludruk dapat berpindah dari satu keramaian ke keramaian yang lain untuk menyuguhkan pertunjukan teater sederhana. Mengenai lokasinya yang tidak tetap, hal ini berlaku juga dengan kesenian jaran kepang dari Jawa Timur. Pelaku kesenian Lerok pada awalnya adalah tunggal. Ini berarti mereka bermain monolog. Dalam perkembangannya, kesenian Lerok dimainkan lebih dari satu orang.
Lakon yang dibawakan dalam pementasan Lerok merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Jombang sehari-hari. Dari bermacam-macam lakon yang disuguhkan, ternyata yang menggunakan tokoh Besut merupakan sosok paling digemari penonton. Lama kelamaan, karena sering melakonkan Besut, maka kesenian Lerok disebut sebagai Besutan.
Gambar Kesenian Tari Remo dan Ludruk Dari Jombang Jawa Timur
Gambar Kesenian Tari Remo dan Ludruk Dari Jombang Jawa Timur

KARAKTER TOKOH KESENIAN TRADISIONAL BESUTAN

Kata Besutan berasal dari kata besut. Besut itu sendiri merupakan akronim kata ‘mbeto maksud’ yang berarti membawa pesan. Ada juga yang mengatakan besut berasal dari kata besot, yang artinya menari. Besut merupakan nama tokoh utama dalam teater Besutan. Tokoh Besut merupakan sosok laki-laki yang berwatak cerdas, terbuka, perhatian, kritis, transformatif, dan mempunyai jiwa seni.
Dalam lakon besutan, tokoh yang selalu hadir dalam adegan pementasan antara lain: Besut, Rusmini, Man Gondo, Sumo Gambar, dan Pembawa Obor. Tokoh lain bisa dimunculkan sesuai kebutuhan dan pengembangan cerita. Besut yang gagah dan Rusmini yang cantik selalu menjadi sepasang kekasih atau sepasang suami isteri. Keduanya saling mencinta walau banyak halangan harus mereka hadapi.
Sebaliknya, Sumo Gambar selalu berperan antagonis. Sumo Gambar sebenarnya mencintai Rusmini, namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Rusmini lebih mencintai Besut. Sumo Gambar memiliki kekayaan yang melimpah. Kekayaan inilah yang dijadikannya untuk memikat Man Gondo, paman Rusmini, supaya Sumo Gambar bisa memperisteri Rusmini.
Man Gondo yang merupakan paman Rusmini selalu berpihak kepada Sumo Gambar karena faktor kekayaan. Dengan tema apapun lakon dan ceritanya, kisah cinta segitiga antara Besut, Rusmini dan Sumo Gambar selalu menjadi bumbu penyedap jalannya cerita. Penambahan setting waktu dan tempat mungkin terjadi, namun tidak mengurangi konsep awal kesenian tradisional Besutan.
Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda mengenai kekayaan seni dan budaya di Kabupaten Jombang. Ayo cintai budaya Nusantara!
Referensi: Medali MGMP Kabupaten Jombang

KESENIAN BANTENGAN DARI JOMBANG

Kesenian Bantengan Dari Jombang
Kesenian Bantengan Dari Jombang
Kesenian Bantengan Dari Jombang
Jombang memiliki beragam kebudayaan lokal yang membedakan Kota Santri ini dengan wilayah lain di Pulau Jawa. Salah satu jenis kesenian tradisional tersebut adalah Tari Bantengan. Masyarakat Jombang menyebutnya hanya dengan nama Bantengan saja. Bantengan pada dasarnya mirip dengan kesenian jaranan atau kuda lumping. Terdapat seorang penari utama yang dibantu beberapa penari lainnya dan penari utama tersebut bisa kesurupan.
Pemandangan itu tampak pada acara Pawai Budaya Negeri Sembilan Gua di Dusun Guwo Desa Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang pada hari Minggu, 31 Agustus 2014 kemarin. Sebenarnya saya tidak memiliki rencana mengadakan karnaval budaya Jombang mengingat saya sudah menuntaskan rangkaian event HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Ternyata kawan-kawan Karang Taruna Tunas Mekar memiliki inisiatif untuk memberikan pertunjukan lebih kepada masyarakat.
Bonus itu adalah pertunjukan Bantengan, Jaranan, dan aneka bentuk kesenian tradisional Jombang lainnya. Saya senang berada di dalam sebuah tim yang bersemangat seperti ini. Mereka adalah generasi muda yang selalu bertenaga dan siap menyongsong masa depan tanpa perlu melupakan akar budaya. Bantengan menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat Jombang. Entahlah, saya tidak tahu alasan mereka. Hanya saja saya bangga menjadi bagian dari anak-anak muda yang peduli pada pelestarian budaya Bantengan.

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal


5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal - Pernahkah anda berkunjung ke jombang??, Jombang merupakan kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Jombang ini dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam di wilayahnya. Ada yang mengatakan Jombang merupakan pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang.

Namun untuk pembahasan kali ini bertopikmakanan khas indonesia, apa saja makanan khas di Jombang ini? pasti anda penasaran, untuk itu simak saja 5 makanan khas di jombangyang terkenal di bawah ini:

1. Kikil Khas Jombang

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal
Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.

2. Es Degan khas Jombang

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal
Es degan khas jombang ini berbahan dasar Buah dari kelapa muda yang diserut kemudian diberi gula dan es. Yang menjadikan khasnya Es degan ini mendapat bahan tambahan yang berupa nata de coco, alpukat, dan durian yang dilengkapi dengan susu cair.Tambahan-tambahan khas tersebut yang membuat es ini terasa nikmat.

3. Pecel Rengkek 

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal
Pecel rengkek, pasti anda bertanya-tanya apa sih rengkek itu?? nama makanan khas pecel dini di ambil dari asal penjualnya yang kesemuanya kaum ibu paruh baya membawa semacam box yang terbuat dari kayu dan tripleks, yang orang-orang terkadang juga menyebut box ini dengan ronjot, ditaruh di atas sepeda atau sepeda motor. Tempatnya itu di namakan rengkek, Nasi pecel ini di sajika dengan pincuk yang menjadikan uniknya makanan ini.

4. Sego Sadukan

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal
Sego Sadukan ini ialah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada tambahan ikan teri di dalamnya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat jauh atau sekali santap langsung habis.

5. Onde-onde Kacang Merah

5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal
Onde-onde Kacang Merah ini terbuat dari bahan dasar tepung beras ketan yang ditaburi dengan wijen, untuk dalamnya diisi dengan kacang merah. Makanan khas ini sangat cocok untuk di jadikan oleh-oleh sewaktu anda berkunjung ke jombang.